Pura Batu Meringgit ᬧᬸᬭᬩᬢᬸᬫᭂᬭᬶᬂᬕᬶᬢ᭄

Pura Batu Meringgit, Wujud Keharmonisan Pemeluk Agama Hindu dan Budha

Umumnya, bangunan pura dipakai sebagai tempat pemujaan dan persembahyangan oleh umat Hindu saja. Namun di Pura Batu Meringgit juga terdapat tempat peribadatan pemeluk Budha (Konco). Dua bangunan peribadatan inilah yang menjadi keunikan ketika berada di kawasan Pura Batu Meringgit.

Bisa dikatakan bahwa Pura Batu Meringgit adalah bukti keharmonisan antar agama yang terjalin erat di Bali antara agama Hindu dan Budha. Ini tercermin dari arsitektur bangunan pura dan kelenteng sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung.

Sebagai umat hindu, diperbolehkan melakukan persembahyangan didalam konco dengan panduan oleh Ida Mangku yang sedang bertugas.

Pura di tengah hutan kawasan Kebun Raya Bedugul. Ada Beji untuk tempat melukat dg suasana sejuk dan ada klenteng untuk persembahyangan umat Budha

Pura Batu Meringgit, berada dikawasan Kebun Raya Bedugul, Ds Candikuning, Baturiti. Untuk keperluan sembahyang tidak dikenakan karcis masuk area Kebun Raya tapi menggunakan jalur khusus sebelah kiri untuk pemedek tangkil. Kawasan asri, dengan pepohonan rimbun yang hijau, udara sejuk jadi bisa tirta yatra sekaligus refreshing, cocok untuk tangkil dengan keluarga
Khusus di Pura Batu Meringgit ada urutan sembahyangnya, dimulai dari Pura Beji nunas penglukatan kemudian ke jeroan ring pelinggih Siwa Budha Pura Batu Meringgit, yang terakhir Pura Konco pelinggih Ida Ratu Subandar, Dewa Dagang nunas rejeki lan kemakmuran.

Suasana yg tenang, sejuk dan nyaman. Cocok untuk menenangkan pikiran. Silahkan datang kesini tempat nya nyaman jgan lupa bawa perlengkapan sembahyang. Mangku bisa dihubungi nmr tlp nya sudah ada disana, jgan lupa bawa makanan dan jaga kebersihan kebun raya

Batu Meringgit temple located inside Kebun Raya Eka Karya in Bedugul, Bali. Precisely it is located in Desa Candikuning, Tabanan.

Indonesian History records that the Batu Meringgit Temple built during the journey of Ida Rsi Madura around the 12th century AD (this probably around 1201 AD or 1123 Saka).

This temple made as place to worship the greatness of God Almighty in its manifestation as Sang Hyang Siwa. However there are some Buddhism ornament which built by Shri Jaya Kasunu who the heir of Jaya Pangus. This Jaya Pangus in history married with a woman from Tiongkok, and so this temple can be seen filled with Hindu and Buddha accents.

The architecture is unique, remind me of Temple Candi Mas (which located in Tabanan, too).

The weather is cold. Way to be here surrounded by beautiful scenery you are gonna love. All green. The atmosphere is so calming and the ambience is so peaceful.

If you want to go to this temple, my suggestion is do not coming in evening (if you want to pray). The priests are not staying until eve.

A quiet place, suitable to calm down for those who are tired and heavy burden.

Butuh air minum jika sembahyang kesini soalnya agak terpencil melintasi medan jalan setapak